Rabu, 28 November 2012

pAhLawaN_Qw


Tanpamu
Ternyata aku salah, kau lebih memilihnya...
9 oktober 1997, California
          From : Sophie
          To     : Briant
          Assalamualaikum,,,
Ya habiby...
Aku merindukanmu,,, Disetiap malam aku berharap ada satu bintang yang dapat menololongku untuk menyampaikan sepucuk rinduku untukmu. Semua itu percuma, sekian banyak bintang yang ku kirimkan untukmu, tapi tak ada satupun balasan bintang rindu darimu.
Hatiku mulai gundah, entah mengapa kegundahan itu datang pada hatiku. Telah kucoba untuk menghilangkannya, tapiaku tak mampu. Sebegitu kuatnya virus gundah itu melekat dalam hatiku.
Aku hanya butuh kehadiranmu wahai kekasihku.
Ku harap engkau dapat membalas sepucuk surat rindu ini.
Katakan padaku bahwa engkau masih setia denganku dan setia untuk menungguku.
Salam sayang
    Sophie

Sudah sebulan lebih sophie menunggu balasan surat rindunya dari sang kekasih, tapi tak kunjung-kunjung juga.
          Rasanya pahit bagi sophie yang sedang dilanda rindu. Tak sabar rasanya kalau disuruh menunggu. Sophie bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia bagai orang linglung yang tak mempunyai tujuan hidup.
***
          Setahun sudah Sophie menunggu kabar sang kekasih yang tak kunjung jua, akhirnya Sophie memutuskan untuk mendatangi kediaman sang kekasih.
Sophie pun tak yakin jika ini benar-benar terjadi, dia rela pulang ke jakarta hanya untuk menemui sang kekasih yang belum tentu akan menjadi miliknya untuk selamanya.
Dengan keyakinan serta tekat yang kuat sophie menjalaninya.
17 november 1998,
          Dear Diary..........
          Ya habiby,,,
          Apa salahku,,, apa sebegitu cepatnya kau melupakanku? Mana janjimu?
          Janji yang akan menikahiku setelah aku lulus kuliah di california,,,???
          Semoga perjalananku kali ini membawa keberuntungan untuk kita.
***
Satu jam berlalu....
Sophie tak sabar untuk sampai tempat tujuannya, rasanya ingin saja dia mengendalakan pesewat yang ditumpanginya.
Lama kelamaan sophie merasa ngantuk, dan akhirnya dia tertidur pulas.
Dia bermimpi,,,,
Dalam mimpinya dia menjumpai seorang pemuda tampan yang tak salah itu adalah kekasihnya,  dia mengenakan pakaian putih, rapi, dan wajahnya dipenuh cahaya yang benderang. Entah berkata apa, sophie menghiraukannya dan bergegas bangun dari mimpinya.
“huuuft....” (tangannya mengusap keringat didahinya)
“apa yang baru ku impikan ..????” (wajah penasaran)
Dalam pikirannya, sophie makin khawatir, dan merasakan ketakutan pada dirinya.
***
          Sophie mencoba untuk menghapus semua pikiran kotor diotaknya, yang dia harapkan hanya semuanya pasti baik-baik saja.
          Tak disangka-sangka 17 menit lagi pesawatnya landing di bendara Soekarno Hatta Indonesia.
Inilah waktu yang dinanti-nanti Sophie....
Girangnya minta ampun.
Sophie pun bergegas mencari kendaraan yang dapat mengantarkannya ke tempat tujuan, akhirnya dia menemukan taxi. Dalam waktu 5 menit dia berhasil sampai dikediaman kekasihnya.
          “kok seppi,,???? Pada kemana semua,,???” (dalam hati sophie)
Tok tok tok “assalamu’alaikum,,???” (teriak sophie dengan mengetuk pintu rumah Briant)
          Tiba-tiba salah satu tetangga Briant muncul, dan berkata
“ Semuanya di Rumah sakit neng, anda temannya Briant?”
“lho, siapa yang sakit buk,,?? , iya, saya temannya.” (dengan ekspressi terkejut)
“Briant neng, sudah 6bulan dia belum sadar-sadar” (sedih)
“Apa buk..??Briant,,?”(kaget dengan menggoyang-nggoyangkan bahu ibu tersebut)
          Tetangga itu memberikan alamat rumah sakit kepada sophie. Sophie masih belum bisa percaya dengan apa yang didapatkan pada momen kepulangannya. Dia menganggap bahwa Kepulangannya sungguh sia-sia dan tidak ada gunanya. Sophie sangat terpukul dengan berita tersebut, shok, sedih, menyesal, bercampur aduk.
          Tanpa pikir panjang sophie pun bergegas menuju alamat rumah sakit yang di bawanya.
***
          Sesampai disana, sophie menuju ruang rawat kekasihnya Bougenfill 102 Lt.2. Ternyata didalam ruangan terpenuhi keluarganya. “Kenapa semuanya menangis ?” (herannya). Sophie mencoba untuk masuk dengan keadaan badan yang panas dingin.
          “Sophie.....” (Teriak Bu Sonia (ibu Briant) dengan berlari dan memeluk errat tubuh Sophie)
          “ibu,,, kenapa ibu menangis? Dimana Briant....?” (ketakutan, memcoba melepaskan pelukan erat Bu Sonia)
          “Briant, Briant,,, Briant telah menghadap Illahi nak,,,,” (suara tangisnya semakin menggelegar, memenuhi isi ruangan).
          Sophie pun berlali menuju ranjang yang ditempati sang kekasih, hampir tak percaya dengan apa yang didapati matanya. Seluruh tubuh Briant telah terselimuti.
Perlahan Sophie membuka selimut yang menutupi wajah Briant. Air mata Sophie mengalir semakin deras, tak sanggup melihat wajah Briant yang sangat pucat.
Tiba-tiba seorang laki-laki memegang bahu Sophie. “sabar Sophie, semua kan indah pada waktunya” (ucap lelaki tersebut).
Sophie mulai penasaran dan bertanya-tanya, “siapa dia? Kok tau namaku?” (bisik hatinya)
“aku Vbrie, sahabat Briant yang dari Medan” (sahutnya dengan mengulurkan tangan ,menghilangkan unek-unek dipikiran sophie).
“emmh, Briant nggak pernah cerita punya sahabat di Medan?” (jawab sophie dengan lembut).
Tiba-tiba Vbrie menarik tangan Sophie dan mengajaknya ke taman belakang Rumah sakit.
“Briant sering cerita tentang kamu, dia sangat mengagumimu, mencintaimu. Meskipun leukimia yang dideritanya sudah memasuki stadium 4, dia tetap berusaha untuk membahagiakanmu, dia tak memperdulikan penyakitnya, yang ada dipikirannya cuma bagaimana hari-harimu bisa bahagia bersamanya”(ceritanya)
Sophie mulai tak tahan dan air matanya bercucuran semakin deras.
“sengaja dia tidak memberitahumu tentang penyakitnya, karena dia takut mengecewakanmu, dia takut membuatmu sedih. Bahkan waktu kamu pergi ke California, dia bingung antara sedih atau senang. Sedih karena didetik-detik kematiannya kau tak lagi disisinya. Senang karena dia berharap disana kamu dapat mendapatkan penggantinya yang lebih baik” (lanjut Vbrie)
“tapi ya nggak begitu juga caranya dong, aku kan juga butuh kepastian. Aku gelisah disana, hatiku nggak pernah tenang. Setiap aku mengirim surat untuknya, dia nggak pernah membalasnya.” (sahut Sophie dengan nada tinggi).
“aku tau, kamu pasti sangat kecewa dengan semua kenyataan ini, tapi cobalah untuk menerimanya. Dia begitu juga karena untuk kebahagiaanmu. Dia tak ingin secuil kesedihan menghinggapi dirimu. Dia pun tak ingin kau menyaksikan perjuangannya dipuncak-puncak penderitaannya.” (tambah Vbrie mencoba menenangkan hati Sophie).
“iya kamu benar, tidak ada gunanya aku menyesali semua ini, toh orang yang kusesali nggak mungkin kembali lagi” (Sophie mengusap air matanya dan mencoba untuk bangkit).
***
Setelah setengah jam mereka berbicara, mereka bergegas menuju ruangan kembali.
Mayat Briant akan segera dikuburkan sore ini, Sophie masih sangat terpukul dengan kenyataan ini.
Makam As Suruur 17.11 pm
Sophie mencoba untuk tabah, berharap ada pahlawan yang dapat mengisi hari-harinya lagi seperti dahulu. Tak lama kemudian tiba-tiba Vbrie muncul dan menghampirinya.
“aku bersedia jika kamu membutuhkan bahuku untuk menangis, aku bersedia jika kamu membutuhkan teman bermain, aku bersedia membantumu untuk melupakan masa kelammu yang usai, aku pun bersedia menjadi penggantinya untukmu.” (mencoba menjelaskan dengan memegang tangan Sophie).
“aku masih belum bisa melupakannya.” (tangan Sophie meraih tubuh Vbrie dan melekatkannya dengan erat)
“aku yakin kamu pasti bisa Sophie.” (ucap briant dengan membelai rambut lurus Sophie).
Saat ini makam Briant menjadi saksi atas ikatan mereka, apapun yang menurut mereka itu suatu momen terindah dalam hidup mereka. Sophie dan Vbrie selalu melakukannya di makam Briant. Sebagai tanda kasih sayang mereka yang tak kan pernah mati.
Sophie dan Vbrie kini hidup bahagia, mereka tinggal di California. Demi melanjutkan kuliah sang istri, Vbrie merelakan pekerjaannya di Medan.
1 hal yang dapat Sophie ambil dari semua kejadian ini adalah, pahlawan tak membutuhkan imbalan apapun. Pahlawan selalu mencoba memecahkan segala masalah yang ada pada diri kita. Hargai seseorang yang mencoba untuk menjadi pahlawanmu, karena tak semua orang dapat menjadi pahlawan.
_SEKIAN_